Sabtu, 05 Mei 2012

Cinta yang tak diharapkan

1 minggu diawal semester genap di bangku kelas X, seabrek kegiatan pun kulalui, banyak tugas, banyak ulangan harian yang harus remidi. Dari mulai aktivitas latihan volly, sampai belajar membatik bersama teman-teman kelasku, itulah yang mungkin membuat si Vincent mulai
suka sama aku, pikirku dalam hati. Tapi

semua itu aku hiraukan dan aku hilangkan dari pikranku, namun itu semua menjadi jelas ketika si Vincent
memberikan perhatian yang lebih kepadaku, padahal aku tidak suka padanya Dan perhatian itu terasa saat siang hari yang panas sepulang sekolah, aku diajak sama dia untuk makan siomay di dekat Kopsis SMA ku, disana aku ditraktir dan dia bercerita tentang hubungannya dia dengan pacar temannya yang bernama Dony. Dia mengatakan kepadaku bahwa yang membuat Dony putus sama pacarnya yang bernama Sandra, itu karena dia. Aku pun bingung dan berkata dalam hati “Kok bisa-bisanya seorang sahabat sendiri kok begini” memang Dony dan Vincent tersebut adalah teman yang cukup akrab. Dan hampir 15 menit aku ngobrol dengan dia dan siomay yang aku makan pun sudah habis, muncullah Dony berboncengan dengan Anto yang ternyata belum pulang. Disana aku jadi gugup ketika Anto dan Dony memergoki ku yang sedang makan bersama dengan Vincent, mereka kira aku ada hubungan sama si Vincent dan disitu aku ditertawakan habis-habisan. Malam harinya aku buat status di Facebook “biar gaul” pikirku dalam hati, ternyata si Vincent mengoment dan tanya-tanya tentang aku. “Dek Fafa, apakah udah makan?” Katanya dan aku jawab “lum”, sampai malam jam 10 pun dia terus-menerus chattingan denganku. Padahal dia tahu bahwa aku sudah punya oacar yang bernama Iyan, masih saja dia menggangu hidupku. Kebencianku terhadap si Vincent di latar belakangi karena dia itu tidak bisa konsekuen, sombong, dan sok-sokan pokoknya menyebalakan. Kebencianku itu muncul pertama pada saat aku bersama teman-temanku di sebuah Pantai di Pesisir selatan koya Bantul, rumah dia itu di daerah sana. Aku berpikir kalau dia itu dapat memasukan aku dan teman-temanku ke Pantai tersebut, tapi apa dengan segala alasannya dia tidak mau. Pada siangnya sekitar jam 12, temanku yang bernama Udin sms-an dengan dia, dan dia pada waktu itu masih di rumah. Namun apa pada sore harinya sekitar jam 2, aku sms ngakunya dia sudah di Purwokerto, alasannya simbah dia meninggal dunia. Sejak saat itu aku masih marah sama dia, dan dia pun masih saja sms aku atau mengoment setiap statusku diFacebook. Sempat aku bertanya pada ibuku, karena ibuadalah tempatku mencurahkan isi hatiku ketika aku galau. “Bu, aku dicintai seseorang” kataku, “Bagus, siapa ??” kata ibuku, “Si Vincent itu lho..”, aku menjawab pertanyaan ibukku. “Vincent yang mana ? Lha kamu suka sama dia tidak ?” kata ibukku kembali, “Ya tidaklah...aku kan masih punya Iyan, tapi si Vincen terus saja mengangguku....gimana buk ?” kataku kembali. “Menganggu gimana ?”kata ibukku lagi, “Si Vincent ini terus sms dan selalu mengoment setiap statusku diFacebook..aku kan jadi risih buk...apa aku harus bilang ke dia bahwa aku tidak itu tidak cocok denganmu”...kataku lagi, “Jangan...nanti malah kamu yang kena karma, dan malah menjadi suka kepadanya...”kata ibukku, “O....iya, lha aku harus gimana ?”kataku kembali. “Ya, kamu berusaha menjauhinya saja...”kata ibukku kembali, “Ya, akan saya coba....makasih ya Buk,,,”kataku lagi. Setelah dinasehati oleh Ibukku, aku pun tidak berhubungan lagi dengan si Vincent, dan dia pun sudah malu dalam mendekatiku karena semua teman-teman di kelasku sudah pada tehu bahwa si Vincent suka sama aku. Kemudian aku dapat hidup seperti biasanya tanpa ada yang menganggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar